Narasi Seks Di tengah Kemacetan Dapat Kepuasan

Persilangan ini tidak dapat saya hindari. Walaupun macet dan antreannya panjang, saya harus melalui persilangan ini. Kemacetan paling kronis saya dapat ketahan 1/2 jam untuk bisa lolos dari lampu merah. Tetapi biasanya antrean untuk bisa lolos sekitaran 15 menit.. Walau hanya 15 menit, tapi menanti bisa lolos lampu merah rasanya cukup menganiaya. Saya pikirkan 15 menit di jalan tol mungkin saya telah dapat semakin jauh dari Cibubur, atau dari Pondok Cantik mungkin telah keluar di BSD..

Cersex Pembantu – Mendadak kaca mobilku diketuk-ketok oleh pengamen. Anak ini kerap saya kasih uang , terkadang beberapa sisa kue dan uang. Dia menjadi seperti berlangganan.”Oom kembali nglamun yaa……..’ kata anak itu saat kaca kubuka.
Anak ini nampaknya mulai berkembang jadi gadis kecil. Sekurang-kurangnya di dadanya mulai kelihatan benjolan sebesar buah duku. Hari itu saya kebenaran tidak punyai uang recehan 1000 an, pun tidak ada kue atau kacang. Kuperiksa kantong atasku ada selembar 5000 an.. “Masak kasi 5000, bandar dapat rugi semakin lama,” kataku dalam hati.
Saat lagi kebingungan cari uang kecil mobil depan ku maju sekitaran 30 m. Aku juga segera meng ikuti arus maju. Anak ini cerdas ia naik ke footstep yang benar ada dari sisi mobilku hingga ia turut melesat perlahan-lahan di depan. Karena kaca jendela terbuka karena itu ia mengapitkan ke-2 tangannya ke sisi dalam jendela mobil. Secara tidak menyengaja teteknya yang baru numbuh menekan lengan kanan ku.
Saya tergerak dan saat mobilku stop kembali di antrean., ia masih tetap bergayut dan nyaris 1/2 tubuhnya masuk ke mobil..
“Kamu ingin tidak 5000,”
“Ingin donk Oom”
“Tetapi oom pegang ya tetek mu,”
“Ih oom genit, malu kan oom beberapa orang,”
“Jika oom pegang begini siapakah yang simak,” kataku sekalian tangan kananku berlaga menekan tetek kirinya.
“Aduh oom, sakit,” ucapnya.
Saya kurang kontrol menekan terlampau keras, mahfum keadaan genting. Ia kelihatannya tidak berkeberatan teteknya ditekan-tekan di luar pakaiannya, mungkin memperoleh 5000 untuknya lebih bernilai dibanding harus menjaga teteknya tidak kusentuh.
“Eh jangan narasi ke kawan-kawan lu jika gua kasih 5000, kelak gua tidak mau kasih kembali jika lu tidak menjaga rahasia,”
” Kelar bos,” ucapnya sekalian turun dan senyuman-senyum.
Aku juga melesat bisa lolos dari lampu merah.
Acara pegang tetek menjadi rutinitas, dan triknya sama yaitu ia bergayut di mobil ku dan mobil bergerak pelan-pelan meng ikuti antrean. Sesudah 4 kali mungkin saya dapat mengambil teteknya dari sisi bawah pakaiannya. “Rasanya empuk dan mengkal,”
Saya tidak menyaksikan ia bereaksi terangsang atau apa lah. Ia cuma senyuman senyuman sekalian nyodori tetek kecilnya. Semakin lama jemu saya megangin tetek tetek buah duku, karena menjadi ingat bentuk dan besarnya, menjadi tidak ada kesan kembali.
“Jangan gantungan entar jatuh, gua dapat ditangkep polisi kelak , masuk saja dech duduk dari sisi saya sini,” kata ku sesuatu kali sesudah ia dekat.
Tanpa berpikir panjang ia berputar-putar dan secara langsung buka pintu.
Kebenaran jalan ini hari macet berat, menjadi antrean semakin panjang.
“Saat ini oom ingin kasih 10000, tetapi oom ingin pegang memek mu, ingin tidak,”
“Ih malu ah oom,”
“Kan oom tidak membuka pakaian lu , oom hanya ngrogoh saja sesaat, bagaimana ingin ?”
Itil V3
Ia berpikiran sesaat lantas, ” Jangan semakin lama ya oom”
Selekasnya saja tangan kiri ku ke arah target dan menyelusup dari sisi atas celana dalamnya.
Aaah jembutnya tidak ada, masih gundul dan mekinya cembung. Perlahan-lahan saya mencari lubang vaginanya dan berasa masih rapat sekali. Dengan jemari tengah saya gesek pelan-pelan.
Sialan mobil depan telah maju jauh sekali. Mau tak mau tangan kiri kulepas untuk mengganti posisi persneling.
“Sudah ya oom”
“Belum sesaat lagi donk”
Sekarang sandaran bangku saya cukup rebahkan hingga posisi tangan ku lebih bebas. Dan saya tidak mengganti posisi persneling diposisi 2. Kaki kiriku mau tak mau bertahan mencapai kopling.
Asyik sekali rasanya. Sekitaran 1 menit saya selesaikan dan saya tegakkan kembali senderan tempat duduk, dan 10000 juga beralih tangan..
Jemari tengah tangan kiri ku rada-rada berbau amis.
Ritus itu hampir setiap hari kulakukan, dan uang 10000 telah dipersiapkan sebelumnya.
Tidak setiap ia naik saya selalu mengambil. Terkadang jemu . Tetapi ia masih tetap naik di sisi kiri ku. Peluang sekitaran 15 menit mengantre kemacetan kugunakan mengorek hidupnya.
Ia anak pertama , tinggal cuma dengan ibunya dan 2 adiknya dan seorang nenek. Ibunya bekerja sebagai pekerja bersihkan. Mereka mengontrak rumah petak berpenghasilan /bulan 300 ribu. Neneknya terlampau tua dan kerap sakit-sakitan. Anak ini walau baru berumur sekitaran 11 tahun, tapi dengan ngamen di lampu merah ia jadi tulang punggung keluarganya untuk sumber kehidupan di dalam rumah mereka.
Ayahnya tidak terang ke mana. Dari ngamen tiap hari ia dapat kumpulkan minimum 20 ribu dan jika sedang beruntung dapat sampai 50 ribu. ” Tetapi itu jarang-jarang oom, belum pasti satu bulan sekali,” ucapnya.
Walau pakaian yang kusam dan wewangian anak jalanan yang kecut, tapi anak ini punyai bibit bagus. Mukanya cukup manis dan tubuhnya cukup seimbang.
Diakuinya masih sekolah jika pagi. Ia ngakunya baru kelas 3. Untuk anak gedongan usia 11 tahun mungkin telah kelas 5. ” Saya dahulu sebelumnya sempat brenti satu tahun, tidak ada ongkos sich oom.”
Mengamen membuat ia bisa kembali sekolah. Diakuinya pergi dari tempat tinggalnya sekitaran lima orang, semua anak kecil-kecil dan salah satunya adiknya wanita berusia tujuh tahun.. Mereka tinggal bertetangga. ” paling ramai kalau sore oom banyak yang kasih uang, kalau siang jarang-jarang sich, setelah jalannya tidak begitu macet sich,” ucapnya.
Sekitaran satu bulan saya menjadi lebih mengenali dianya dan pahami lingkungan hidup keluarganya.
Sesuatu hari hujan agak gerimis dan lampu merah mati. Mengakibatkan kemacetan kronis sekali. Saya masihlah jauh dari titik tatap muka pick up yang umum. Mungkin sekitaran 500m lebih hilir. Dari jarak jauh kusaksikan Wiwik, demikian ia mengenalkan namanya jalan menantang arus mobil yang antre. Ia keliatannya di ikuti oleh gadis sepantarannya. Lantas tanpa canggung keduanya masuk ke dalam bangku depan. Karena mungkin tetap kecil mereka muat duduk di atas bangku depan berdua. Wiwik di samping dalam dan temannya di samping luar.
Kaca mobilku memanglah tidak menembus pandang, menjadi aman saja.
” Oom ini teman wiwik, kasihan ia oom ”
“Mengapa”
“Sudah tiga bulan tidak bayar sekolah, ingin dikeluarin jika esok tidak bayar,”
“Maaf ya oom saya pada akhirnya narasi dengannya mengenai oom, ucapnya ia ingin seperti saya, yang terpenting dapat bayar sekolah,”
“Berapakah butuhnya,” kataku sekalian memeras otak atur scenario.
“100 ribu,”
“Pinjem dahulu dech Oom ,” kata wiwik 1/2 membujuk ku
Kulirik ke kiri, bisa cukup manis, Hanya cukup gendut sedikit. Tubuhnya terlihat agak sekel.
“Memang wiwik narasi apa,” Bertanya ku.
“Ya begitu dech oom dipegang-pegang’
” Apa kamu tidak malu jika oom pegang-pegang,”
” Biarin dech oom dibanding dikeluarin dari sekolah.
” Orang tuamu kerja apa kok sampai lamban bayaran sekolah”
“Bapak sudah dua tahun di rumah, sakit stroke, Ibu berjualan gado-gado di dalam rumah”
“abang saya masuk penjara, ketangkep narkoba, tauk keluarnya kapan, ucapnya sich lama,”
Kamu anak keberapa?”
“Ke-2 ”
Saat ini klas brapa”
“Saya klas 4″
Usia”
“12 tahun”
Saya menjadi termenung, ngenes dengar cerita anak ini.
Kami termenung sebentar.
“Mari donk oom cepatan” ucapnya menyadarkan lamunananku.
“Cepatan ngapain,” kata ku beraga bloon.
“Pegang,” ucapnya.
“Lu sudah sebelumnya pernah pa belom dipegang-pegang.”
“Ya belom oom , kan saya tetap kecil
“Tik turunin celana lu , Oom ini bagaimana triknya agar senderannya kebelakang,” kata wiwik.
Saya rebahkan senderan bangku tersebut. Wiwik saya suruh lompat ke bangku belakang.
Dari belakang wiwik menyergah temannya.
“Mari cepatan, ”
Atik dengan cukup sangsi turunkan celana dalamnya dan mengusung kaosnya. Tersembullah sepasang gundukan di dadanya yang cukup besar, mungkin sebesar bola pingpong, lebih besar dibanding wiwik punyai. Dan di bawahnya gundul seperti wiwik tapi keliatannya lebih mencolok. Mungkin sang Atik cukup gendut, karena itu memeknya gembul.
Tangan kiri ku selekasnya bekerja. Sebelumnya sisi atas, sesudah senang lantas sisi bawah. Karena mungkin waktunya cukup panjang, si memek jadi lembab dan semakin lama menjadi basah. Atik terangsang karena sentuhan ku terkonsentrasi di clitnya.
100 ribu melayang-layang.
Semenjak itu saya diservice atau menservice 2 anak tersebut. Kemacetan lampu merah menjadi kurang lama rasanya, hingga kencan menjadi memanjang dengan masuk ke dalam daerah 3 in 1..
Mereka berdua tidak canggung kembali mempertotonkan sisi yang paling rahasia, kencan unik ini mungkin telah jalan tiga bulan.
” Oom mengajak kita jalanan donk ke Ancol, kita tidak pernah simak dufan oom”
Saya terhenyak.Anak usia 11 tahun, ajak saya melakukan kencan ke Dufan.
Jika cuma ke Dufan saya jemu . Menggembala 2 anak , sedang saya pada usia ku rasanya tidak pas punyai anak sekecil ini.
Masalah yang lain, jika saya jalan sama mereka, kelihatan betul ketimpangannya, hingga orang selekasnya tahu jika beberapa anak itu bukan keluarga ku.
Jadi saya harus riasi mereka hingga mereka tampil sesuai situasi di Dufan dan supaya tidak kelihatan ketimpangan antara kami. Saya bukan ingin hitung-hitungan, tetapi ongkos yang dikeluarkan untuk one day trip itu cukup besar .
Saat sebelum telanjur tidak ketetapan arah dan saya tidak dapat mengatur, perlu rasanya ada pencarian lebih jauh.
” Kalian sejauh ini kan dapat duitnya banyak, apa orangtua kalian tidak berprasangka buruk”
“Tidak tuch” kata Atik.
“Saat ini justru saya yang membeli beras, minyak tanah, gula kopi semua, setelah nyak dapetnya tidak berapa. Ucapnya orang yang nyuciin pakaian saat ini cukup sepi’ tutur Wiwik..
“Kalau contohnya oom beliin pakaian baru, apa orangtua lu pada tidak berprasangka buruk,”
“Boro-boro berprasangka buruk, malah jika dapat emak meminta dibelikan pakaian,” kata Atik.
“Ya nyak gua malah kelihatan senang kalau saya dapat membeli pakaian ,” tutur Wiwik.
Dalam hati saya membantin bersedih. Demikian kerasnya kehidupan ini hingga ada keluarga yang mau tak mau menyandar sumber penghasilannya dari anak yang semestinya tidak waktunya berpikiran memberikan nafkah keluarga.
Pada akhirnya saya sepakati berpelesir ke Dufan. Saya ingin riasi mereka supaya bisa tampil elok dan imut seperti beberapa anak orang ada. Rasanya sich ke-2 anak ini jika didandani akan bagus.
Eksekusi diputuskan hari sabtu dan pick up poin di muka supermaket Hero. Jam disetujui , 9 pagi.
Saya cukup telat karena kesiangan bangun, hingga sampai di rapat poin jam 9.30.
Oom ke mana saja sich kita sudah lama nunggunya, sampai kepanasan. Atik berceloteh. Ia memanglah lebih agresif dibandingkan Wiwik.
“Ya oom kesiangan, setelah semalam ngelembur”
“Ngelembur apa lembur,” kata atik memikat.
“Buset anak ini berani sangat melemparkan bujukan yang berisi.”
Saya pilih Milenia untuk beli piranti mendadani dua anak pengamen ini. Mereka suka dan kebingungan tentukan opsi. Lirikan memeriksa dan ada nuansa berprasangka buruk memancar dari pramuniaga yang layani. Mereka mungkin pikirkan apa hubunganku dengan 2 anak kotor tersebut.
Di mobil barusan saat sebelum turun berbelanja, saya perintahkan ke beberapa anak itu supaya di muka umum jangan panggil saya Oom, panggil Pakde. Rasanya ada kesan-kesan yang berbeda di antara panggilan Oom dengan Pakde. Sekurang-kurangnya panggilan Pakde dapat agak memositifkan kesan-kesan, daripada oom.
Saya pilihkan mereka dua stel masing-masing jean biru dengan T Shirt, dan celana pendek ceria dengan atasan tank hebat. Kami berkeliling-keliling sekitaran 2 jam sampai mereka dapat mengganti kulit lengkap. Dimulai dari sepatu, kaus kaki, celana, kaus sampai ikat rambut sekarang telah mereka punyai.
Penampilan mereka sekarang telah stylish, dan tidak kelihatan kembali sebagai anak jalananan. Saya mengatur supaya mereka ganti pakaian di toilet.
Nyaris sejuta musnah untuk mendadani dua anak ini.
Sesampainya di Dufan kondisi cukup kosong. Jam 1 siang tur de dufan diawali. Jam 5 mereka telah capek dan pada akhirnya ajak pulang.
Saya merekomendasikan berenang sampai jam 7 agar tubuh fresh dan capeknya ilang. Anjuran itu mereka menyambut dengan semangat, tetapi mereka tidak punyai pakaian renang.
Tidak jadi masalah di Gelanggang Renang ada pakaian renang untuk seukur mereka.
Kami lantas ke arah Gelanggang renang dan ambil kamar basuh keluarga. Pakaian renang sekalian dengan kacamatanya, telah membuat mereka senang 1/2 mati.
“Oom wiwik tidak dapat berenang,”
“Atik oom”
Ya kita kelak mencari yang dangkal saja, disana belajar renang.
Dadaku berdebar diperjalanan ke arah kamar tukar keluarga. Memikirkan keadaan nanti.
Dalam kamar tukar saya selekasnya melepaskan semua baju ku terkecuali celana dalam. Mereka saya meminta telanjang. Keinginan itu sudah pasti tidak canggung mereka kerjakan karena sudah terlatih sejauh ini.
Kami juga bertiga telanjang dan batangku selekasnya saja berdiri tegang.
“Iih om ngaceng ya”
“Iya nih setelah simak kalian cantik-cantik telanjang sich”
Oom bisa pegang tidak , bertanya Atik.
“Pegang saja”
Ke-2 nya lantas merapat dan meremas.
Saya duduk di lantai kamar mandi bertumpu dinding.
Ke-2 nya merasa lucu menyaksikan bentuk penisku dengan topi baja yang memeras karena ereksi maksimal.
Sesudah rasanya nyaris nembak saya meminta mereka stop dan saat ini saya gantian mengobel-obel ke-2 nya.
“Sedap tidak sich di kobel begini,”
“Enak-enak geli oom, kata wiwik.
“Ingin lebih sedap tidak,”
Bagaimana Oom, bertanya Atik.
Saya dudukkan Atik pada tempat yang semakin tinggi hingga saya dapat bertimpuh antara ke-2 kaki ku.
“Diem ya ” kataku
Saya jilati sekitaran kemaluan Atik.
“Ih geli oom”
Saya tidak mempedulikan sekalian tanganku meremas perlahan-lahan ke-2 tetek kecilnya.
Sekarang jilatanku terkonsentrasi ke clitnya dan bertahan disana sampai ia mengelinjang-gelinjang.
Atik lost kontrol ia melenguh dan napasnya mengincar.
“Aduh oom……….” mendadak ke-2 kakinya menjepit kepalaku dan vaginanya berdenyut.
“Mengapa Tik,” bertanya wiwik
Wiwik termenung sesaat menyelesaikan orgasmenya , “edan sedap sekali..
“Saya donk oom protes Wiwik.
Saya perintahkan wiwik mengantikan tempat Atik dan selekasnya saya eksekusi. Kurang dari 5 menit Wiwik juga mengeluh ketahan dan menjepit kepalaku.
Sekarang gantian ku meminta di sepong. Mereka pertama protes, jijik, ucapnya. Tetapi tersisa gairah yang ketinggalan dalam diri mereka dan provokasi ku supaya perlakuan kita imbang pada akhirnya ke-2 nya ingin berganti-gantian mengisap tangkai ku yang telah mengeras prima.
Tidaklah sampai 2 menit semprotan larva putih melejit. Saya belum sampai hati melepaskan cairan putih itu dalam mulut mereka.
Kami mandi di pancuran bertiga, bergurau dan berpeluk-pelukan di bawah semprotan air.
Acara seterusnya pasti berenang. Di muka umum saya tidak berani terlampau dekat sama mereka. Apalagi jika mereka kelak secara tidak menyengaja panggil-panggil saya Oom. Awalnya saya telah tegaskan di kolam renang kita seperti tidak mengenal ya , menjadi jangan panggil-panggil saya. Jika perlu sekali pakai kode saja dan bicara perlahan-lahan.
Apa kata dunia jika orang disekelilingku tahu saya menggembala dua gadis cilik.
Udara malam membuat kami tidak bisa tahan lama di kolam renang. Cuma sejam pada akhirnya kami mentas. “Dingin ya oom” kata wiwik lirih.
Kami kembali lagi ke kamar basuh.
Disana kami telanjang kembali dan berpeluk kembali -pelukan.
Mereka berdua berganti-gantian saya ciumi dan remas-remas teteknya dan memeknya.
” Oom seperti barusan kembali donk, sedap,” kata wiwik.
” Iya oom sedap dech,” ikat Atik.
Saya pada akhirnya jadi slave ke-2 anak kecil ini layani mereka berdua berganti-gantian sampai senang.
“Saat ini gantian oom kalian layani”
” Saya membuka handuk yang 1/2 basah di lantai kering sebagai alas dan atik dan Wiwik kuperintahkan tiduran.”
Pertama saya coba masukkan senjataku ke lubang kepuasan wiwik.
“Oom ingin ngewek saya ya,” kata Wiwik.
” Ini tambah sedap, daripada dijilati,” kata ku.
“Masak sich oom, apa muat barang nya oom masuk ke dalam memek ku,” kata wiwik
“Ya kita coba saja, perlahan-lahan,”
Memang sulitnya bukan bermain. Cuma untuk memasukkan kepala topi baja saja rasanya seperti nabrak lubang buntet. ” Seperti tidak ada lubangnya, karena si topi baja ini melenceng terus.
Kucoba membaluri ludah di ujung barang kecintaanku. Baru jalan cukup licin, kepala barang dapat pas ada di lubang kepuasan wiwik.
“Aduh oom perih oom, kata wiwik cukup meringis dan dari matanya menetes air mata.”
Sabar sesaat lagi tentu sedap. Saya berusaha terus memasukkan barang ku hingga kemudian tembus segel. Berasa ada yang pecah dalam dan Wiwik menjerit kecil sekalian menarik bokongnya menjauh. Saya dapat memasukkan 100 % barang ku dan kubiarkan ia tenggelam cukup lama untuk rekonsilasi. Sesudah Wiwik tidak merasa kan perih kembali, pelan-pelan mulai ku goyang.Sempitnya hebat memek perawan 11 tahun ini. Sampai sampai barang ku seperti tercepit pintu. Saya bisa mulai cukup lancar menggerakkan dan menarik barang ku. Tetapi Wiwik tetap merasa sakit.
Pada akhirnya kutarik semua barang ku dan kusuruh Wiwik istirahat.
Atik yang dari barusan memerhatikan pergumulan kami, ternyata turut terangsang.
“Tik saat ini gantian mu, Saya membuka lebar lebar kakinya dan saya tekuk hingga lobang memeknya mengembang merah.”
Barang ku yang cukup merah, mungkin terserang darah perawan Wiwik saya lumari kembali dengan ludah. Posisi Atik mengangkang lebar mempermudah kepala kontolku temukan lubangnya. Walau juga demikian untuk masukkan kepala saja, harus sarat dengan perjuangan dan kecermatan. Permasalahannya jika diberlakukan kasar, anak ini dapat menangis kesakitan.
Perlahan-lahan ku desakkan kepala kon ku ke saat meki Atik yang tembam. Relatif penerobosan memek Atik lebih gampang walaupun selanjutnya tetap terhambat, seperti temukan jalan buntet.
Selaput perawan Atik saya menerobos perlahan-lahan. Tidak batal Atik juga menjerit kecil saat perawannya pecah. Air matanya menetes. Ia meringis meredam sakit. Semua barang kecintaanku tenggelam dan saya perlahan-lahan memompa. Memek perawan memang hebat sempitnya. Topi baja ku sampai berasa nyeri seperti akan dilepaskan saja rasanya.
Saya tidak berani bergerak mundur-maju terlalu jauh. Sempit sekali sich, menjadi nyeri rasanya. Capitan memek perawan membuat saya tidak bisa tahan lama. Larva pijar warna putih tidak dapat dibendung kembali dan pada akhirnya menyemburkan di saat memek Atik.
Saya tidak cemas mereka hamil, karena ke-2 nya belum mendapatkan haid. Sesudah ritus penting itu kami kembali mandi bertiga di bawah pancuran.
” Oom perih nih oom” kata Atik.
Iya oom jika kencing rasanya perih.”
Kalian coba jalan. Mereka cukup kaku mengambil langkah sebab ada merasa sakit diselangkangannya.
Jam 9 malam mereka ku lepas di dekat rumahnya. Masing-masing kugenggami limaratus ribu. Saya memberi pesan ke mereka, bila orangtua mereka Bertanya masalah uang, pakaian dan sepatu, katakan mereka mendapatkan bapak asuh.
Memang pada akhirnya mereka jadi anak asuh ku. Tiap bulan saya berikan lima ratus ribu dan jika kami melakukan kencan ku berikan dua ratus. Kami kerap bermain bertiga. Dan tatap muka itu teratur tiap minggu, cuma berbeda hari saja.
Atik dan Wiwik bahkan juga mengenalkan rekan sepantarannya yang ucapnya perlu uang. Pertama semua kesempatan kenalan rekan sepantarannya kulayani, ada lebih elok ada yang kurang elok. Saya dapat perawan sampai lebih dari 10 dalam kurun waktu 1/2 tahun.
Hingga kemudian saya jemu dan menampik penawaran mereka. Karena rupanya banyak yang dijajakan, hingga saya kerepotan. Atik dan Wiwik sampai saat ini tetap jadi anak asuhku, Dari ku mereka tiap bulan minimal mendapatkan sekitaran 1,lima juta.
Aku juga pada akhirnya dikenalkan ke orang tuanya. Dan orang tuanya benar-benar mengucapkan terima kasih karena saya ingin mengusung anak asuh dari anak mereka. Jika dahulu saya yang layani mereka, saat ini saya berperanan pasif, mereka lah yang memproses dan melayaniku.
Sebelumnya pernah sesuatu kali saya membuat kesan dengan bawa 10 anak. Saya sewa apartemen yang dapat dicarter harian. Penerima tamu apartemen menduga saya menggembala beberapa sepupu. Walau sebenarnya mereka “kepenakan”
Kami bermalam tadi malam di sana dan sepanjang itu kami hidup bertelanjang dan orgy tiap saya ngaceng. Edan saya seperti Raja Minyak, Atau Pangeran Caligula yang dikitari cewek-cewek telanjang.
Kelak akan akan ajak 2 beberapa teman ku fans pedo untuk gabung lakukan orgy party. Jika mereka kuat sich saya ingin mengajak ke Bali sepanjang satu minggu. Saya tidak dapat memikirkan bagaimana serunya jika peristiwa itu bisa jadi realita.
